Infoac — sebuah platform digital yang menyajikan informasi terpercaya, cepat, dan relevan untuk semua kalangan. Terupdate
Postingan

Perusahaan Inggris Tertinggal dalam Adopsi AI: Tantangan dan Peluang di Era Teknologi Global

 



Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini menjadi salah satu teknologi paling berpengaruh di dunia bisnis internasional. Mulai dari perusahaan rintisan kecil hingga korporasi raksasa multinasional, AI dipandang sebagai mesin pendorong efisiensi, inovasi, dan daya saing. Namun, di tengah euforia global tersebut, perusahaan-perusahaan di Inggris justru menghadapi kritik karena dianggap lambat dalam mengadopsi teknologi ini dibandingkan dengan pesaing mereka di Amerika Serikat, China, bahkan sebagian negara Eropa dan Asia Tenggara.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: mengapa Inggris yang memiliki sejarah panjang dalam inovasi teknologi dan pendidikan sains justru tertinggal? Apakah hal ini berkaitan dengan budaya bisnis, regulasi, atau keterbatasan investasi? Artikel ini akan menguraikan kondisi terkini, faktor-faktor penyebab, dampak yang ditimbulkan, hingga peluang yang masih bisa dimanfaatkan oleh dunia usaha Inggris dalam mengejar ketertinggalan.


AI sebagai Pendorong Kompetisi Global

Sebelum masuk ke konteks Inggris, penting untuk memahami mengapa AI menjadi kunci kompetisi bisnis saat ini. AI mampu melakukan analisis data dalam skala besar, mempercepat pengambilan keputusan, dan mengotomatisasi pekerjaan yang sebelumnya memakan waktu lama. Dalam sektor keuangan, AI digunakan untuk mendeteksi penipuan dan memberikan rekomendasi investasi. Di bidang kesehatan, AI membantu diagnosis penyakit lebih cepat. Di industri manufaktur, teknologi ini dipakai untuk optimalisasi rantai pasokan dan prediksi kerusakan mesin.

Negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China sudah menjadikan AI sebagai prioritas nasional. Perusahaan raksasa teknologi seperti Google, Microsoft, Baidu, dan Alibaba menggelontorkan dana miliaran dolar untuk riset dan pengembangan. Tak hanya itu, mereka juga berkolaborasi dengan universitas, pemerintah, serta startup untuk mempercepat inovasi.


Kondisi Perusahaan Inggris dalam Penerapan AI

Sayangnya, laporan terbaru menunjukkan bahwa perusahaan di Inggris relatif lambat dalam mengintegrasikan AI ke dalam proses bisnis mereka. Hanya sebagian kecil perusahaan, terutama di sektor keuangan dan layanan digital, yang sudah memanfaatkan AI secara serius. Banyak perusahaan kecil dan menengah (UKM) masih berada pada tahap eksplorasi atau sekadar mencoba otomatisasi sederhana.

Sektor manufaktur Inggris, yang seharusnya bisa menjadi tulang punggung penerapan AI, justru belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi ini. Beberapa pabrik memang sudah mulai menerapkan sensor pintar atau robot industri, namun skala penggunaannya masih jauh lebih kecil dibandingkan Jerman atau Jepang.

Bahkan di sektor ritel dan logistik, yang terkenal cepat beradaptasi dengan teknologi digital, Inggris masih kalah gesit dibandingkan negara tetangga di Eropa Utara.


Faktor Penyebab Ketertinggalan

Ada beberapa faktor utama yang membuat adopsi AI di Inggris tertinggal:

  1. Kurangnya Investasi Besar-besaran
    Banyak perusahaan Inggris, khususnya menengah ke bawah, masih ragu untuk menginvestasikan dana dalam jumlah besar ke teknologi baru. Mereka lebih fokus pada penghematan jangka pendek dibanding investasi jangka panjang.

  2. Keterbatasan Tenaga Ahli
    Meskipun universitas di Inggris melahirkan banyak ilmuwan komputer dan insinyur, jumlah tenaga kerja yang benar-benar ahli dalam AI masih terbatas. Banyak lulusan berbakat justru memilih bekerja di Amerika Serikat atau Asia karena tawaran gaji dan fasilitas yang lebih menarik.

  3. Budaya Bisnis yang Relatif Konservatif
    Sebagian perusahaan di Inggris memiliki budaya kerja yang lebih berhati-hati. Mereka cenderung menunggu bukti nyata sebelum mengadopsi teknologi baru. Hal ini berbeda dengan perusahaan di Amerika Serikat yang lebih suka melakukan eksperimen meskipun berisiko gagal.

  4. Ketidakjelasan Regulasi
    Regulasi terkait data dan penggunaan AI di Inggris masih berkembang. Beberapa perusahaan khawatir penerapan AI bisa menimbulkan masalah hukum, terutama menyangkut perlindungan data pelanggan.

  5. Kesenjangan Digital di Kalangan UKM
    Mayoritas bisnis di Inggris sebenarnya adalah UKM. Namun, banyak dari mereka bahkan belum sepenuhnya bertransformasi digital, sehingga berbicara tentang AI terasa terlalu jauh dari jangkauan mereka.


Dampak dari Ketertinggalan

Ketertinggalan dalam adopsi AI bukan sekadar persoalan teknologi, tetapi juga persoalan daya saing nasional. Jika perusahaan Inggris terus berjalan lambat, ada beberapa konsekuensi besar yang mungkin muncul:

  • Berkurangnya daya saing global: Perusahaan asing yang lebih efisien karena AI bisa menguasai pasar lebih cepat.

  • Peluang kerja berkurang: Negara yang tertinggal dalam teknologi berisiko kehilangan lapangan kerja berkualitas tinggi.

  • Kurangnya inovasi: Inggris bisa kehilangan statusnya sebagai pusat inovasi global jika tidak segera mengejar perkembangan AI.

  • Tertinggal dalam produktivitas: Perusahaan yang tidak mengadopsi AI akan memiliki biaya operasional lebih tinggi dibanding pesaing.


Peluang untuk Bangkit

Meskipun kondisi saat ini tidak ideal, Inggris masih memiliki peluang besar untuk mengejar ketertinggalan. Beberapa langkah yang bisa ditempuh antara lain:

  1. Dorongan Investasi Riset dan Pengembangan
    Pemerintah maupun sektor swasta perlu mengalokasikan dana lebih besar untuk mendukung pengembangan AI. Skema insentif pajak bagi perusahaan yang berinvestasi dalam AI bisa menjadi salah satu strategi efektif.

  2. Kolaborasi dengan Universitas
    Inggris memiliki universitas kelas dunia seperti Oxford, Cambridge, dan Imperial College. Kerja sama lebih erat antara perusahaan dan institusi akademik bisa mempercepat transfer teknologi.

  3. Pelatihan Tenaga Kerja
    Program pelatihan dan reskilling tenaga kerja perlu diperluas agar lebih banyak karyawan memahami dasar-dasar AI. Dengan begitu, perusahaan tidak harus selalu mengandalkan perekrutan dari luar.

  4. Mendorong UKM untuk Go Digital
    Transformasi digital bagi UKM harus dipercepat agar mereka bisa menjadi calon pengguna AI di masa depan. Tanpa digitalisasi dasar, mustahil mereka bisa mengadopsi teknologi canggih.

  5. Menciptakan Ekosistem Startup AI
    Ekosistem startup di Inggris cukup kuat, terutama di London. Dukungan modal ventura dan inkubasi startup bisa mendorong lahirnya perusahaan AI baru yang berdaya saing global.


Studi Kasus: Sektor Keuangan Inggris

Meskipun secara umum tertinggal, ada sektor yang menjadi pengecualian: keuangan. London sebagai pusat finansial dunia telah mulai memanfaatkan AI untuk layanan perbankan digital, deteksi penipuan, hingga robo-advisory. Namun, dominasi sektor keuangan saja tidak cukup. Inggris perlu memastikan adopsi AI meluas ke sektor lain seperti manufaktur, kesehatan, energi, dan transportasi.


Masa Depan AI di Inggris

Jika langkah-langkah strategis diambil dengan cepat, Inggris masih bisa mengejar ketertinggalan. AI bukanlah tren sesaat, melainkan fondasi masa depan ekonomi digital. Kunci utamanya ada pada keberanian untuk berinvestasi, keberpihakan regulasi, serta kesiapan masyarakat untuk menerima perubahan.

Apabila perusahaan Inggris mampu mengubah pola pikir konservatif menjadi lebih terbuka terhadap eksperimen, bukan mustahil dalam 5–10 tahun ke depan mereka bisa sejajar kembali dengan pesaing global. Namun, jika lambat beradaptasi, maka Inggris berisiko menjadi konsumen teknologi belaka, bukan produsen atau pemimpin.


Penutup

Ketertinggalan perusahaan Inggris dalam mengadopsi AI adalah cermin dari tantangan yang lebih luas dalam menghadapi era transformasi digital. Faktor investasi, keterampilan, budaya bisnis, hingga regulasi semuanya berperan. Meski begitu, jalan keluar tetap ada: investasi besar, kolaborasi, dan keberanian untuk berinovasi.

AI adalah masa depan. Negara dan perusahaan yang berani melangkah cepat akan memimpin. Bagi Inggris, pertanyaannya sederhana: apakah ingin menjadi pemain utama atau sekadar penonton dalam panggung teknologi global?

Posting Komentar

© 2025 Infoac. Dikembangkan dengan ❤️ oleh Tim Kreatif Infoac. Premium By Raushan Design